Desa Bukti

Dalam rangka mengarahkan dan memaksimalkan program Bukti Banana Smart Village (BBSV) di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng atas kerjasama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan PT. Indonesia Power Unit Pemaron, maka pada hari Sabtu (18/5/2019) telah dilaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) oleh Prof. Ir. Ketut Wikantika, M.Eng., Ph.D., Guru Besar dari ITB. Kegiatan dilaksanakan di lokasi BBSV, diterima langsung oleh Perbekel Desa Bukti, Gede Wardana dan pelaksana lapangan I Made Suparta.

Dalam monev tersebut ITB menyampaikan apresiasinya kepada aparat Desa Bukti atas kerja keras dan keberhasilannya dalam merealisasikan BBSV (Desa Cerdas Berbasis  Pisang) terbukti dengan penanaman pisang pada lokasi lahan beriklim kering dan lahan sangat kritis yang sebelumnya tidak dimanfaatkan sama sekali. Saat kini lokasi berubah menjadi lahan yang sebagian besar ditanami pohon pisang (1000 pohon) selain komoditas lain seperti pepaya, alpuket, durian, kelapa genjah dan lainnya. Untuk itu ITB kembali akan memberikan bibit pisang sebanyak 1200 pohon pada tahun ini sehingga pada tahun depan rencana perluasan penanaman pisang sampai seluas 5 (lima) hektar dapat tercapai. BBSV dikembangkan untuk menjadikan lokasi ini sebagai daerah tujuan Agrowisata sekaligus sebagai pusat edukasi alternatif bagi anak-anak sekolah dasar, menengah dan atas serta pusat riset bagi mahasiswa perguruan tinggi.

Dalam kesempatan itu Perbekel Bukti menyambut baik atas inisiatif ITB untuk memberikan bantuan bibit pisang sehingga program desa untuk menjadikan desa bukti sebagai desa kawasan pisang cepat terwujud. Pelaksana kegiatan di lapangan juga menambahkan dari segi kesiapan debit air yang tersedia di lokasi kebun hanya mampu untuk penambahan penanaman sebanyak 3.500 pohon,  untuk itu dimohon agar bibit yang akan ditanam agar tidak lebih dari kebutuhan debit air yang ada, disamping itu karena saat kini sudah mulai musim kemarau. Dalam kegiatan monev juga mengunjungi Kelompok Tani Darma Kerti, Dusun Sanih untuk melihat lokasi yang rencananya akan ditanami Nanas Madu seluas 20 hektar, kemudian dilanjutkan ke Sekretariat Kolompok Tani Ternak Kerti Winangun lokasi pembangunan labotarium kultur jaringan.